2025-03-04 | admin2

Pertimbangan Yang Membuat Cancel Culture Tepat Atau Tidaknya Dalam Masyarakat

Belakangan, istilah cancel culture jadi kondang di media sosial. Menurut Verywell Mind, cancel culture merupakan praktek menarik simpati penduduk untuk memboikot seseorang maupun grup spesifik yang pernah lakukan kesalahan di era sekarang atau era lalu.

Dampak Cancel Culture

Dampak cancel culture dinilai efisien di dalam memerangi seksisme, rasisme, beraneka model pelecehan, maupun perbuatan merugikan yang beresiko orang lain. Hal ini disampaikan Lisa Nakamura, profesor berasal dari University of Michigan, Amerika Serikat.

1. Mereka yang Menggalakkan Cancel Culture

Ketika melancarkan cancel culture terhadap seseorang maupun grup tertentu, tanpa disadari, hal ini bisa menumbuhkan ego pribadi.

Bukan tidak mungkin, Anda terpancing emosi sehingga mulai paling benar dan nir-kesalahan. Akibatnya, Anda lebih enteng menghakimi orang lain, tetapi kesulitan mengevaluasi diri sendiri.

Terlebih saat cancel culture jadi ajang caci maki dan penyebaran kebencian kepada orang yang tidak Anda senangi.

“Dampaknya bisa menyebabkan (orang yang menggalakkan cancel culture) jadi berani lakukan suatu hal yang sebenarnya tidak pas ditunaikan (bullying),” sadar Ikhsan.

2. Mereka yang Di-cancel

Ketika praktek cancel culture beralih jadi ajang perundungan, keadaan ini bisa memengaruhi kesegaran mental orang yang “di-cancel”. Mereka yang bisa mulai terisolasi secara sosial, dikucilkan, dan kesepian.

“Mereka terhitung bisa mulai dirinya tidak berharga sehingga mengalami depresi,” kata Ikhsan. Terlebih, mereka tidak diberikan kesempatan maupun ruang dialog fungsi sadar dan memperbaiki kesalahan mereka.

Kendati demikian, terkecuali Anda keliru satu berasal dari orang yang di-cancel, stigma negatif yang disematkan banyak orang bisa dijadikan bahan evaluasi.

Anda perlu sadar kesalahan tersebut, memperbaikinya, dan menegaskan sehingga hal serupa tidak terjadi di lantas hari.

3. Masyarakat yang Menyaksikan

Cancel culture tidak hanya memengaruhi keadaan psikologis mereka yang melancarkan praktek tersebut, maupun orang yang di-cancel. Pemboikotan itu terhitung bisa memengaruhi kesegaran mental penduduk yang menyaksikan.

Baca Juga : Efek Negatif Cancel Culture bagi Kesehatan Mental

Bagi penonton, praktek cancel culture bisa menumbuhkan rasa takut. Pasalnya, pemboikotan yang ditunaikan banyak orang bisa menimbulkan kecemasan seakan orang lain akan membongkar tindakan keliru mereka di era lalu.

Akibatnya, alih-alih turut menolong dan menyuarakan ketidakadilan yang disaksikan, banyak orang memilih diam. Tidak berhenti hingga di situ, usai huru-hara cancel culture selanjutnya berakhir, beberapa orang bisa dihinggapi rasa bersalah. Penyebabnya, sebab saat tersedia kesempatan, mereka mulai tidak membela seseorang yang tertindas.

Share: Facebook Twitter Linkedin